Minggu, 31 Oktober 2010

Tahapan Storming

Pada bagian ini akan lebih dijelaskan tentang tahapan Storming
Storming. Pembangunan peran diantara masing-masing peserta mulai terbentuk. Storming merupakan fase yang sangat penting dalam dinamika kelompok, karena pada tahap ini akan terjadi tarik menarik, uji coba, bahkan konflik. Benturan antarpribadi sangat mungkin terjadi pada tahap ini – bahkan benturan antara peserta dengan pemimpin kelompok. Seorang fasilitator diharapkan dapat memberikan dukungan kepada seluruh kelompok. Dengan mengembangkan dan menggunakan teknik-teknik fasilitasi, fasilitator juga perlu senantiasa mengingatkan peserta akan tujuan dan norma-norma kelompok. Usahakan agar fasilitator dapat menjaga terjadinya keterbukaan dan mendorong setiap peserta untuk mengatasi konflik yang terjadi.

Tahap-tahap perkembangan konflik:
1. Disagreement
perlu segera diindentifikasi disagreementnya:
• apakah benar-benar ada atau sekedar kesalahpahaman
• apakah perlu segera ditangani atau terselesaikan sendiri
• jika benar-benar ada dan menyangkut beberapa faktor situasional
minor
2. Confrontation
dua orang atau lebih saling bertentangan → verbal attack.
diakhir tahap ini, tingkat koalisi (sub kelompok dalam kelompok)
dimana anggota kelompok menjadi terpolarisasi (membentuk blok-blok).
3. Escalation
pada tahap ini, anggota kelompok menjadi semakin kasar, suka
memaksa, mengancam, sampai pada kekerasan fisik → timbul mosi tidak percaya (distrust), frustasi dan negatif reciprocity.
4. Deescalation
berkurang atau menurunnya konflik anggota mulai sadar waktu dan energi yang terbuang sia-sia dengan berdebat.

Mekanisme pengolahan konflik:
a. Negosiasi : secara interpersonal sengan asumsi bahwa tiap orang akan mendapatkan keuntungan dengan adanya situasi
- distributive issues : negosiasi berhasil, satu pihak puas, pihak yang lain mengikuti karena pihak yang lain itu memiliki power
- integrative issues : negosiasi berhasil, kedua pihak merasa puas (win win solution)
b. Membangun kepercayaan : dengan mengkomunikasikan keinginan individu secara hati-hati dan harus konsisten antara apa yang diomongkan dengan perilaku aktualnya
5. Conflict Resolution
tiap konflik sampai pada tahap ini, meskipun tidak semua pihak puas akan hasilnya

Penyebab konflik :
1. Interdepence
tidak semua interdependence menyebabkan konflik, jika:
a. ada kerjasama antar anggota dalam interdepence shg konflik ↓
b. ada kompetisi antar anggota dalam interdepence shg konflik ↑
Deutch (1949):
**pure cooperation → promotive interdependence : dengan menolong
**pure competition → contrient interdependence : anggota bisa meraih tujuannya hanya jika anggota lain gagal memilihnya
2. Influence stategies
strategi-strategi untuk mempengaruhi orang lain, ancaman, hukuman dan negatif reinforcement → meningkatkan konflik
3. Misunderstanding dan misperception











sumber dari :
http://www.itpipopular.org/index.php?option=com_content&view=article&id=11:mengelola-dinamika-kelompok&catid=12:dapur-pengorganisasian&Itemid=16
http://angelarhesymaharani.blogspot.com/2010/10/proses-dasar-dalam-kelompok.html

Tahapan Pembentukan Kelompok

Perkembangan sebuah kelompok selalu berbeda satu dengan yang lainnya. Namun demikian, terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk membentuk sebuah kelompok. Berikut ini adalah beberapa tahapan dalam pembentukan kelompok.

Forming. Forming adalah tahap orang berkumpul dan membentuk sebuah kelompok. Pada suatu kegiatan, tidak sedikit peserta yang mengikutinya karena penugasan. Kondisi seperti ini tidak jarang menimbulkan perasaan was-was maupun keraguan di hati peserta tersebut. Beberapa pertanyaan yang mungkin muncul adalah “Apakah saya dapat mengikuti kegiatan ini dengan baik?” atau “Apakah saya dapat berbaur dengan peserta yang lain?”. Seorang fasilitator diharapkan dapat memastikan bahwa setiap peserta yang terlibat dalam kegiatan tersebut merasa nyaman dengan lingkungan barunya tersebut. Berikan perhatian secara khusus kepada peserta. Berikan waktu kepada para peserta untuk saling mengenal satu sama lain. Pada kesempatan ini, fasilitator dapat pula menggunakan permainan yang memecah kekakuan (ice breaker).
Informing. Informing merupakan tahap dimana kelompok yang baru terbentuk tersebut diberi penjelasan tentang tujuan dari kegiatan yang akan diselenggarakan. Pada tahap ini biasanya akan didapati interaksi antaranggota karena setiap peserta mulai sadar bahwa mereka menuju pada tujuan yang sama. Seorang fasilitator biasanya akan mencari titik pijak yang sama, dan membentuk visi, misi, serta tujuan kelompok. Fasilitator diharapkan dapat menggunakan kegiatan pengenalan dan agenda yang jelas.

Storming. Pada tahap ini, pembangunan peran diantara masing-masing peserta mulai terbentuk. Storming merupakan fase yang sangat penting dalam dinamika kelompok, karena pada tahap ini akan terjadi tarik menarik, uji coba, bahkan konflik. Benturan antarpribadi sangat mungkin terjadi pada tahap ini – bahkan benturan antara peserta dengan pemimpin kelompok. Seorang fasilitator diharapkan dapat memberikan dukungan kepada seluruh kelompok. Dengan mengembangkan dan menggunakan teknik-teknik fasilitasi, fasilitator juga perlu senantiasa mengingatkan peserta akan tujuan dan norma-norma kelompok. Usahakan agar fasilitator dapat menjaga terjadinya keterbukaan dan mendorong setiap peserta untuk mengatasi konflik yang terjadi.

Norming. Tahapan ini merupakan tahap stabilisasi dimana aturan, ritual, dan prosedur telah ditetapkan dan diterima oleh seluruh peserta. Peserta telah menyepakati identitas perasn sehingga terciptanya suasana kebersamaan. Jalan menuju kemajuan disepakati dan disetujui bersama. Fasilitator diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menghaluskan proses. Jika diperlukan, perbaiki atau sesuaikan norma yang ada, untuk kemudian diserahkan kembali implementasinya kepada kelompok.

Mourning. Mourning merupakan tahap akhir dari proses pembentukan sebuah kelompok. Pada tahapan ini, seluruh tugas telah selesai dikerjaan dan tujuan utama pembentukan kelompok sudah terpenuhi. Siklus kehidupan kelompok secara resmi telah berakhir. Terkadang muncul rasa sedih diantara peserta. Sebagian mulai memikirkan tugas lain yang telah menanti. Fasilitator yang baik diharapkan dapat membantu peserta dalam mempersiapkan masa transisi dari pembentukan kelompok menuju bubarnya kelompok. Pastikan bahwa ada semacam ‘ritual’ perpisahan, baik secara individu maupun secara kelompok.

Transforming. Pada tahapan ini, tim telah menjadi dinamis karena pembentukan kelompok sudah terjadi dan mulai ada perubahan baik di masing-masing peserta maupun pada kelompok secara keseluruhan. Sebagai seorang fasilitator, diharapkan dapat menunjukkan dukungan dan rasa percaya kepada kelompok. Hargai perubahan yang terjadi dengan memberikan pujian. Yang perlu diingat adalah sebaiknya pujian yang diberikan tidak berlebihan.

sumber : http://www.itpipopular.org/index.php?option=com_content&view=article&id=11:mengelola-dinamika-kelompok&catid=12:dapur-pengorganisasian&Itemid=16

Tahapan Forming Pada terjadinya Kelompok

Perkembangan sebuah kelompok selalu berbeda satu dengan yang lainnya. Namun demikian, terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk membentuk sebuah kelompok. Berikut ini adalah salah satu tahapan dalam pembentukan kelompok, yaitu Forming..
Forming adalah tahap orang berkumpul dan membentuk sebuah kelompok. Pada suatu kegiatan, tidak sedikit peserta yang mengikutinya karena penugasan. Kondisi seperti ini tidak jarang menimbulkan perasaan was-was maupun keraguan di hati peserta tersebut. Beberapa pertanyaan yang mungkin muncul adalah “Apakah saya dapat mengikuti kegiatan ini dengan baik?” atau “Apakah saya dapat berbaur dengan peserta yang lain?”. Seorang fasilitator diharapkan dapat memastikan bahwa setiap peserta yang terlibat dalam kegiatan tersebut merasa nyaman dengan lingkungan barunya tersebut. Berikan perhatian secara khusus kepada peserta. Berikan waktu kepada para peserta untuk saling mengenal satu sama lain. Pada kesempatan ini, fasilitator dapat pula menggunakan permainan yang memecah kekakuan (ice breaker).

Berikut ini fase pembentukan dilihat dari pandangan, antara lain:

A. Pandangan Psikoanalisis
Freud : orang bergabung dalam kelompok karena keanggotaan dapat memuaskan kebutuhan dasar biologis dan psikologis tertentu.
Ada 2 proses pembentukan kelompok, yaitu:
1. Identifikasi
energi emosi individu (libido) diarahkan ke dirinya dan orang lain.
Individu menjadikan orang lain (orang tua) sebagai model egonya → EGO IDEAL. Penerimaan orang tua sebagai objek kasih sayang anak akan membentuk ikatan yang kuat → kepuasan melalui sense of belonging, kesalingtergantungan, perlindungan terhadap ancaman luar dan meningkatkan self development.
2. Transferen
bagaimana pembentukan kelompok pada masa awal kehidupan
individu mempengaruhi perilaku kelompok selanjutnya. Individu melihat pemimpin kelompok sebagai figur otoritas sebagaimana individu menganggap orang tuanya.

B. Pandangan Sosiobiologi
Menurut pandangan ini, orang bergabung dengan kelompok untuk
memuaskan keinginan yang kuat untuk berafiliasi secara biologis. Didasarkan teori evolusi dari Charles Darwin : bergabung dengan anggota lain dari satu spesies merupakan ekspresi strategi yang stabil secara evolusioner dan kultural dari individu yang dapat meningkatkan rerata kesuksesan reproduksi.

C. Pandangan Proses Pembandingan Sosial
Leon Festinger (1950, 1954) : orang membutuhkan orang lain karena mereka membutuhkan informasi tentang diri mereka dan lingkungan mereka dan kebutuhan akan informasi. Ini hanya dapat dipenuhi dari orang lain. Individu membandingkan diri mereka dengan orang lain tentang keyakinan, opini dan sikap mereka → apakah benar, valid, sesuai.

D. Pandangan Pertukaran Sosial
Model ketertarikan kelompok, dengan mempertimbangkan :
1. reward
2. cost
→ minimax principle (berusaha untuk mendapatkan reward yang sebesar besarnya dan mengurangi cost yang sekecil-kecilnya).

diambil dari sumber :
http://angelarhesymaharani.blogspot.com/2010/10/proses-dasar-dalam-kelompok.html
http://www.itpipopular.org/index.php?option=com_content&view=article&id=11:mengelola-dinamika-kelompok&catid=12:dapur-pengorganisasian&Itemid=16

proses dasar dalam kelompok

Dipandang sebagai suatu proses kelompok atau perseorangan yang mempengaruhi KOMPETENSI DASAR 1 SUBBAB E. MANAJER DAN LEADERSHIP DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN. Proses Pengindeksan (Pengelompokan) Setiap pengamatan dihasilkan dari suatu pengukuran dasar harus dikelompokkan dalam kelompok rendah, sedang, dan tinggi (groupiet data).. bentuk dan ukuran) dari suatu bahan yang dikelompokan menjadi enam kelompok dasar proses pengecoran, strand dan slabs direduksi ukurannya dan diubah ke dalam bentuk-bentuk dasar . Dasar Dalam Negara : Perpaduan Negara Vender Zanden, seorang ahli sosiologi, asimilasi adalah satu proses dalam mana kelompok .

sumber diambil dari : http://www.ustrend.info/2010/09/info-proses-dasar-dalam-kelompok.html

Minggu, 24 Oktober 2010

Kondisi Psikologis Individu Dalam Massa

Proses Dinamika Gerakan Massa
1. Pemusatan perhatian
2. Penciptaan suasana kebersamaan
3. Pusat rasa kagum dan perasaan berada pada suatu massa
4. Pemimpin membayar massa kemana aktivitas akan massa akan dituju

Individu Dalam Massa
• Kehilangan kepribadian yang sadar dan rasional, tindakan kasar dan
irasional, menurut secar membabi buta pada pemimpin
• Melakukan hal-hal yang berlawanan dengan kebiasaan → agresi
Teori frustasi-agresi dari Fuller-Miller, mengemukakan:
• agresivitas merupakan cerminan dari frustasi yang dirasakan oleh massa
• kuat lemahnya tergantung besar kecilnya hambatan dalam mencapai
tujuan tersebut

Kondisi Psikologis Individu Dalam Massa
Menurut Gustave Le Bon, massa itu mempunyai sifat-sifat psikologis
tersendiri. Orang yang tergabung dalam suatu massa akan berbuat sesuatu,
yang perbuatan tersebut tidak akan diperbuat bila individu itu tidak tergabung
dalam suatu massa. Sehingga massa itu seakan-akan mempunyai daya melarutkan individu dalam suatu massa, melarutkan individu dalam jiwa massa.
Menurut Gustave Le Bon dalam massa itu terdapat apa yang dinamakan hukum mental unity atau law mental unity, yaitu bahwa massa adalah kesatuan mind, kesatuan jiwa.

sumber : http://raraajah.wordpress.com/2010/10/19/proses-dinamika-gerakan-massa-dan-kondisi-psikologis-individu-dalam-massa/

Massa Abstrak dan Masa Konkrit

Massa menurut Mennicke (1948) mempunyai pendapat dan pandangan yang lain shingga ia membedakan antara massa abstrak dan massa konkrit. Massa abstrak adalah sekumpulan orang-orang yang didorong oleh adanya pesamaan minat, persamaan perhatian, persamaan kepentingan, persamaan tujuan, tidak adanya struktur yang jelas, tidak terorganisir. Sedangkan yang dimaksud dengan massa konkrit adalah massa yang mempunyai ciri-ciri: 

1)        Adanya ikatan batin, ini dikarenakan adanya persamaan kehendak, persamaan tujuan, persamaan ide, dan sebagainya. 
2)        Adanya persamaan norma, ini dikarenakan mereka memiliki peraturan sendiri, kebiasaan sendiri dan sebagainya. 
3)        Mempunyai struktur yang jelas, di dalamnya telah ada pimpinan tertentu. Antara massa absrak dan massa konkrit kadang-kadang memiliki hubungan dalam arti bahwa massa abstrak dapat berkembang  atau berubah menjadi konkrit, dan sebaliknya massa konkrit bisa berubah ke massa abstrak. Tetapi ada kalangan massa abstrak bubar tanpa adanya bekas.  Apa yang dikemukakan oleh Gustave Le Bon dengan massa dapat disamakan dengan massa abstrak yang dikemukakan oleh Mennicke, massa seperti ini sifatnya temporer, dalam arti bahwa massa itu dalam waktu yang singkat akan bubar.

sumber dari http://www.mizan-poenya.co.cc/2010/08/makalah-psikologi-sosial.html
































Psikologi Massa dan Teorinya

Massa (berasal dari bahasa Yunani) adalah suatu sifat fisika dari suatu benda yang digunakan untuk menjelaskan berbagai perilaku yang terpantau. Dalam kegunaan sehari-hari, massa biasa disinonimkan dengan berat. Namun menurut pemahaman ilmiah modern, berat suatu objek diakibatkan oleh interaksi massa dan medan gravitasi.

Namun Psikologi Massa adalah merupakan dari kata psikologi dan massa. Dimana Psikologi adalah ilmu tentang perilaku dan proses mental. Massa dapat diartikan sebagai bentuk kolektivisme (kebersamaan). Oleh karena itu, Psikologi Massa akan berhubungan perilaku yang dilakukan secara bersama-sama oleh sekelompok massa. Fenomena kebersamaan ini diistilahkan sebagai Perilaku Kolektif (Collective Behaviour).

Ada tiga teori yang seringkali digunakan untuk menjelaskan kejadian perilaku massa.  
1.      Social Contagion Theory (Teori Penularan sosial) menyatakan bahwa orang akan mudah tertular perilaku orang lain dalam situasi sosial massa. mereka melakukan tindakan meniru/imitasi.  
2.      Emergence Norm Theory: menyatakan bahwa perilaku didasari oleh norma kelompok, maka dalam perilaku kelompok ada norma sosial mereka yang akan ditonjolkannya. Bila norma ini dipandang sesuai dengan keyakinannya, dan berseberangan dengan nilai / norma aparat yang bertugas, maka konflik horizontal akan terjadi. 
3.      Convergency Theory:  menyatakan bahwa kerumunan massa akan terjadi pada suatu kejadian dimana ketika mereka berbagi (convergence) pemikiran dalam menginterpretasi suatu kejadian. Orang akan mengumpul bila mereka memiliki minat yang sama dan mereka akan terpanggil untuk berpartisipasi 
 4.      Deindivuation Theory, menyatakan bahwa ketika orang dalam kerumunan, maka mereka akan ”mneghilangkan” jati dirinya, dan kemudian menyatu ke dalam jiwa massa.

dikutip : http://suryanto.blog.unair.ac.id/2008/12/03/memahami-psikologi-massa-dan-penanganannya/

Sabtu, 16 Oktober 2010

Karakteristik Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah suatu proses dalam mana komunikator-komunikator menngunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas, dan secara terus-menerus menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara. (DeFleur dan Denis, 1985)

Karakter Komunikasi massa:
1. Ditujukan pada khalayak yang luas, heterogen, anonim, tersebar dan tidak mengenal batas geografis-kultural.
2. bersifat umum, bukan perorangan atau pribadi. Kegiatan penciptaan pesan melilbatkan orang banyak dan terorganisasi.
3. pola penyampaian bersifat cepat dan tidak terkendala oleh waktu dalam menjangkau khalayak yang luas.
4. penyampaian pesan cenderung satu arah.
5. kegiatan komunikasi terencana, terjadwal dan terorganisasi.
6. penyampaian pesan bersifat berkala, tidak bersifat temporer.
7. isi pesan mencakup berbagai aspek kehidupan manusia (ekonomi, sosial, budaya, politik dll)

karakteristik organisasi yang efektif

KARAKTERISTIK ORGANISASI YANG EFEKTIF

Karakteristik Organisasi yang efektiv adalah ;
- Concern terhadap SDM dan memperlakukan SDM sebagai Asset yang berharga
- Program Training dan Pengambangan terbuka seluas-luasnya
- Program kompensasi terlaksana dengan baik
- Tingkat perputaran SDM rendah
- Top manajemen mempunyai komitmen dan mendukung terhadap perkembangan SDM
- Semua Team turut berpartisipasi dalam membuat kebijakan organisasi

sumber : http://adigugun2000.wordpress.com/2008/02/24/karakteristik-organisasi-yang-efektif/

kelompok kecil

Sifat komunikasi kelompok kecil terjadi ketika tiga orang atau lebih bertatap muka, biasanya dibawah pengarahan seorang pemimipin untuk mencapai tujuan atau sasaran bersama dan mempengaruhi satu sama lain. inti dari definisi adalah bahwa masyarakat berinteraksi, mereka saling bergantung, dan saling mempengaruhi.
Komunikasi kelompok kecil yang efektif menghendaki Anda untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui tatap muka. interaksi yang berarti dapat berlangsung jika komunikasi melibatkan hal berbicara dan mendengar dalam lingkungan yang umum. melalui pengenalan teknologi baru-komputer, mesin fax, telekonferensi, dan bentuk komunikasi cepat lainnya-masyarakat semakin terbiasa berkomunikasi dan menyokong hubungan tanpa kondisi fisik orang lain. bagaimanapun, kelompok yang terbaik terjadi bila orang-orang dapat segera menanggapi komunikasi verbal maupun nonverbal orang lain secara pribadi.

Jumat, 15 Oktober 2010

alasan individu masuk kelompok

Kelompok merupakan kumpulan dua orang atu lebih yang berinteraksi dan saling mempengaruhi satu sama lainnya, dan dibentuk bersama berdasarkan interest atau tujuan yang sama.
alasan mengapa seorang individu bergabunga dalam kelompok, yaitu:
1. Ketertarikan Interpersonal
    ketertarikan interpersonal dapat diartikan sebagai kecenderungan untuk mengevaluasi individu lain dengan   penilaian positif  secara konsisten. ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan ketertarikan interpersonal, yaitu:
- daya tarik fisik
- kedekatan
- merasa dekat/familiar
- kemiripan
- social reward
2. Aktivitas Kelompok
    aktivitas kelompok untuk mencapai tujuan
3. Tujuan Kelompok
    merupakan hal ada dalam kelompok
4. Keanggotaan Kelompok
    didalam kelompok terdapat struktur-struktur yang mengatur kinerja kelompok
5. Efek Instrumental Keanggotaan
    adalah bagian dari keanggotaan itu sendiri. maksud dari efek instrumental adalah suatu komunikasi antar anggota dan penagruh dari kebersamaan suatu kelompok. orang banyak akan melihat dari sisi ini karena orang karena dia merasa sendiri dan ingin berkelompok.

Minggu, 10 Oktober 2010

Kelompok Efektif

Kelompok Efektif
A. Faktor Situasional
1. Ukuran kelompok → efektif : 5 orang (Hare, 1952)
2. Jaringan komunikasi
3. Kohesi kelompok, yaitu kekuatan yang mendorong anggota kelompok

untuk tetap tinggal dalam kelompok dan mencegahnya meninggalkan kelompok (Collins & Raven, 1964)
♦ Menurut Mc David & Harori (1964), kohesi kelompok diukur dari :
• ketertarikan satu sama lain secara interpersonal
• ketertarikan anggota pada kegiatan dan fungsi kelompok
• sejauh mana anggota tertarik pada kelompok sebagai alat pemuas
kebutuhan anggotanya

4. Kepemimpinan → yaitu komunikasi yang secara positif mempengaruhi kelompok untuk bergerak ke arah tujuan kelompok (Cragan & Wright,1980)
B. Faktor Personal : Karakteristik Anggota Kelompok
Menurut (Cragan & Wright, 1980) 2 dimensi interpersonal, yaitu :
1. Proses interpersonal : keterbukaan, percaya, simpati
2. Kebutuhan interpersonal → William C Schultz (FIRO) : inklusi, kontrol, afeksi
Roda Rantai Y Lingkaran Bintang

dikutip dari : http://mimamami-mima.blogspot.com/2010/10/pendekatan-empiris-dan-karakteristik_09.html

Pendekatan Empiris Terhadap Studi Tentang Kelompok

Pendekatan Empiris adalah pendekatan yang didasarkan pada observasi dan akal sehat sehingga hasilnya tidak bersifat duga-dugaan. pendekatan tersebut terdiri dari:
1. Field Study
2. Eksperimen Laboratorium
3. Study Stimulasi Komputer

Sabtu, 09 Oktober 2010

Karakteristik Umum Kelompok

Kelompok adalah sekumpulan individu yang terorganisir, dengan kesamaan kegiatan dan tujuan yang sama. maka, tujuan kelompok hendaknya ditentukan bersama-sama. sebagai titik awal dalam membangun kelompok, tujuannya adalah arah bagi berjalannya kelompok dalam melakukan aktifitas atau kegiatan yang akan dilakukan, dan ini begitu penting dalam membangun kelompok.
Karakteristik kelompok:
1. Terdiri dari dua orang atau lebih dalam interaksi sosial baik secara verbal maupun non verbal
2.Anggota kelompok harus mempunyai saling pengaruh satu sama lain supaya dapat diakui sebagai anggota suatu kelompok
3. Mempunyai struktur hubungan yang stabil sehingga dapat menjaga anggota kelompok secara bersama dan berfungsi sebagai satu unit
4. Anggota kelompok adalah orang yang mempunyai tujuan atau minat yang sama
5. Individu yang tergabung dalam kelompok, saling mengenal satu sama lain serta dapat membedakan orang-orang yang bukan anggota kelompoknya.

Ketika setiap individu dalam kelompoknya dapat saling mempengaruhi, mengenal satu sama lain, dan bekerja sama . maka kelompok tersebut dapat mencapai tujuannya dengan sama-sama dan dapat membentuk kelompok atau tim yang solid.

Jumat, 08 Oktober 2010

Pendekatan Terhadap Studi Tentang Kelompok Dalam Psikologi Kelompok

memilih pendekatan yang cocok merupakan salah satu unsur penting dalam melakukan penelitian. pendekatan suatu penelitian ditentukan berdasarkan jenis apa yng kita lakukan. berikut ini merupakan berbagai pendekatan terhadap studi tentang kelompok yang meliputi:
1. pendekatan teoritis
    a. teori sintalitas kelompok
        merupakan perwujudan dari proses komunikasi dari suatu kelompok. Teori ini dikembangkan oleh Cattell   pada tahun 1948. Cattell berpendapat bahwa untuk dapat membuat perkiraan-perkiraan ilmiah yang tepat, segala sesuatu harus dapat diuraikan, diukur, dan diklasifikasikan dengan tepat dan cermat. suatu kelompok haruslah memiliki kepribadian yang dapat dipelajari.
        asumsi dasar dari teori ini merupakan asal kata dari sintalitas (syntality) yang digunakan oleh Cattel untuk menunjukkan "kepribadian kelompok " yang meliputi kebersamaan, dinamika, temperamen, dan kemampuan kelompok. dasar-dasar pendapat yang dikemukakan oleh Cattel dipengaruhi oleh McDougall (1920). Cattel mengemukakan tiga panel dalam suatu kelompok, yang terdiri atas: sifat-sifat sintalitas yaitu pengaruh dari adanya kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap kelompok lain maupun lingkungan; sifat-sifat struktur kelompok yaitu hubungan yang  tercipta antara anggota kelompok, perilaku-perilaku didalam kelompok, dan pola organisasi kelompok; dan sifat-sifat populasi yaitu sifat-sifat dari anggota-anggota kelompok. hubungan dari ketiga panel ini adalah saling ketergantungan. selain dari tiga panel yang tadi telah diuraikan tersebut, Cattel juga menyatakan adanya dua aspek penting pada kelompok yaitu: eksistensi kelompok kelompok tergantung pada kebutuhan indidu anggotanya dan kelompok-kelompok biasanya saling tumpang tindih. 
     b. teori produktivitas kelompok
         teori produktivitas kelompok atau teori prestasi kelompok dikmukakan oleh Stogdill pada tahun 1959. Stogdill menganggap bahwa teori-teori tentang kelompok pada dasarnya didasarakan pada konsep tentang interaksi yang memiliki kelemahan teoritis tertentu. teori yang dikemukakan Stogdill ini menyertakan masukan(input), variabel media, dan prestasi(output) dari suatu kelompok. teori ini merupakan hasil pengembangan dari teori-teori sebelumnya yang tergolong dalam tiga orientasi berbeda, seperti: orientasi penguat(teori-teori belajar), orientasi lapangan(teori-teori tentang interaksi), dan orientasi kognitif(teori-teori tentang harapan).
          asumsi dasar dari teori ini adalah proses terjadinya dalam kelompok dimana dimuiai dari masukan ke keluaran melalui variabel-variabel media. Dalam teori ini akan terdapat umpan balik (feed-back). Berikut ini adalah beberapa faktor yang mempengaruhi suatu kelompok,uyaitu:
a. masukan dari anggota merupakan suatu input
   ada tiga elemen penting yang termasuk dalam masukan anggota,yaitu: interaksi sosial (menyatakan suatu hubungan  yang dilakukan oleh dua orang atau lebih,interaksi ini terdiri atas aksi dan reaksi antara anggota-anggota kelompok yang saling berinteraksi);hasil perbuatan (bagian dari suatu interaksi yang dapat diaplikasikan dalam bentuk kerja sama,berencana,menilai,berkomunikasi,membuat keputusan);dan harapan (kesediaan untuk mendapatkan suatu penguat,fungsi dari harapan ini adalah dorongan(drive),perkiraan tentang menyenangkan atau tidaknya hasil,dan perkiraan tentang kemungkinan hasil itu akan benar-benar terjadi).
b. variabel media
    menjelaskan mengenai beroperasi dan berfungsinya kelompok. Elemen-elemen yang ada di dalamnya, yaitu : struktur formal (struktur formal mencakup fungsi dan status dimana kelompok terdiri atas individu-individu yang masing-masingmembawa harapan dan perbuatannya sendiri) dan struktur peran (struktur peran mencakup tanggung jawab dan otoritas dimana individu yang menduduki posisi tertentu hampir tidak berpengaruh pada status dan fungsi posisi tersebut).
c. prestasi kelompok
    merupakan output atau tujuan dari kelompok. Ada tiga unsur yang menentukan prestasi kelompok, yaitu : produktivitas (derajat perubahan harapan tentang nilai-nilai yang dihasilkan oleh perilaku kelompok), moral (derajat kebebasan dari hambatan-hambatan dalam kerja kelompok menuju tujuannya), dan kesatuan (tingkat kemampuan kelompok untuk mempertahankan struktur dan mekanisme operasinya dalam kondisi yang penuh tekanan (stress).
         

Minggu, 03 Oktober 2010

Kelompok

kelompok adalah kumpulan dua orang atau lebih yang saling berinteraksi dan saling mempengaruhi untuk suatu tujuan tertentu dan dipahami bersama.
dalam penerapan kelompok biasanya ditekankan dalam interaksi interpersonal, persepsi keanggotaan, ,ketersalinggantungan, tujuan, motivasi, organisasi terstruktur, dan saling pengaruh, agar dalam kelompok tersebut dapat solid atau menyatu satu sama lain.

alasan orang bergabung dengan kelompok, antara lain:
1. keamanan
2. status
3. penghargaan diri
4. pertalian
5. kekuasaan
6.prestasi yang baik

struktur kelompok
1. kepemimpinan formal
2. peran
3.norma
4. status
5.ukuran kelompok

Sabtu, 02 Oktober 2010

Dinamika Kelompok adalah

semenjak lahir manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa lepas dari keberadaan orang-orang disekitarnya, mau itu dalam keluarga, sekolah, kampus, kantor, dalam kehidupan bermasyarakat, dan lain sebagainya. keluarga merupakan awal-awal pembelajaran bagi setiap individu untuk tetap bisa bertahan hidup dengan mengenalkan norma-norma kehidupan, nilai, dan bagaimana berhubungan dengan orang lain. kemudian lingkungan yang individu tempati memberikan kontribusi dalam pembentukan kepribadian seseorang.

berdasarkan hal-hal diatas dapat dilihat bahwa kehidupan dalam kelompok itu bersifat dinamis. semakin efektif kelompok semakin baik kehidupan anggota-anggota dalam kelompok tersebut. yang dapat diperhatikan dalam kelompok untuk tetap bisa efektif adalah pengetahuan yang cukup tentang dinamika atau proses-proses yang terjadi serta kemampuan kita dalam berperilaku secara efektif dalam berkelompok. dalam hal ini akan dibahas Dinamika Kelompok.

Dinamika Kelompok adalah konsep yang menggambarkan proses kelompok yang selalu bergerak, berkembang, dan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang selalu berubah-ubah.