Sabtu, 13 November 2010

Deindividuasi

Deindividuasi adalah keadaan hilangnya kesadaran akan hilangnya diri sendiri (self awareness) dan pengertian evaluatif terhadap diri sendiri (evaluation apprehension) dalam situasi kelompok yang memungkinkan anonimitas dan mengalihkan atau menjauhkan perhatian dari individu (Festinger, Pepitone & Newcomb, 1952)

Keadaan deindividuasi ini, menurut Zimbardo (1970) dapat juga terjadi di kota-kota besar yang padat penduduk. Meningkatnya anonimitas di daerah yang padat penduduk itu menyebabkan timbulnya norma yang membolehkan vandalisme. Zimbardo sendiri membuktikan hal tersebut. Ia membeli dua buah mobil tua (berumur 10 tahun). Atap mobil jenis kabriolet itu dibuka dan pelat nomornya dicopot.Satu mobil diletakkannya di pinggir jalan di sebuah kota kecil bernama Palo Alto. Ternyata mobilnya yang di Bronx dalam waktu 10 menit sudah diambil baterainya oleh seorang yang kebetulan lewat dan tidak lama kemudian radiatornya pun dicopot. Dalam waktu 3 hari, setelah dijarah oleh 23 orang *kulit putih berpakaian rapi), mobil itu menjadi besi tua rongsokan. Sementara yang di Palo Alto, selama 1 minggu hanya dijamah oleh 1 orang yang memasang kembali atap mobil karena gerimis.

Masih belum puas dengan eksperimennya di lapangan, Zimbardo melakukan eksperimen di laboratorium (1970). Sejumlah wanita diberi pakaian seperti KKK (Ku Klux Klan), yaitu jubah dengan tutup kepala yang hanya memperlihatkan bagian mata. Mereka diminta untuk memberi kejutan listrik kepada wanita lain. Ternyata kejutan listrik yang mereka berikan lebih lama daripada yang diberikan oleh sejumlah wanita lain yang tidak berkerudung dan mencantumkan namanya dengan jelas di dada. Dengan demikian, anonimitas memang meningkatkan perilaku kekerasan.

sumber :
Sarwono, Sarlito Wirawan. 2005. Psikologi Kelompok. Jakarta: Balai Pustaka

Sabtu, 06 November 2010

Proses Dasar Kelompok Pada Tahap Performing

Disini akan dibahas Performing dalam proses dasar kelompok. Thap Performing merupakan perwudan dari proses dalam berkelompok. Percobaan Norman Triplett (1897) tentang fasilitasi sosial yaitu situasi dimana kehadiran orang lain akan meningkatkan kinerja seseorang.

a.       Coaction Paradigm
beberapa orang melakukan tugas dan ditempat yang sama, tetapi tidak saling berinteraksi, misalnya: ujian dikelas
b.      Audience Paradigm (passive spectators)
kehadiran orang lain justru menghambat kinerja, misalnya: menghapal pelajaran ditengah orang banyak

Penelitian Robert Zajonc:
a.       Respon dominan
fasilitasi sosial yang ada meningkatkan kinerja seseorang, maka respon dominan itu sesuai
b.      Respon nondominan
fasilitasi sosial yang ada menurunkan kinerja seseorang, maka respon dominan itu tidak sesuai
Penyebab fasilitasi sosial:
1.      adanya dorongan
2.      kekhawatiran akan penilaian (evaluasi) orang lain
3.      distraksi (perhatian yang terpecah)

Performance Dalam Kelompok yang Berinteraksi
Tipologi tugas dari Steiner didasarkan pada kombinasi antara:
-      jenis-jenis tugas yang dapat dibagi
-      jenis-jenis hasil yang diinginkan
-      prosedur-prosedur individu dalam memberi masukan

Memprediksi Performance Kelompok
Klasifikasi tugas penting karena:
-      tipe tipe tugas yang berbeda memerlukan sumber daya yang berbeda
-      jika anggota kelompok mempunyai sumberdaya tersebut maka akan sukses

Pembentukan Struktur Kelompok : Norming

Pada tulisan sebelumnya dibahas tentang Forming dan Storming. kemudian selanjtunya disini akan dibahas tentang Norming. Pada tahap ini ada beberapa hal yang dibentuk dalam sebuah kelompok, yaitu:

Peran (role)
Peran (role) merupakan perilaku yang biasanya ditampilkan individu sebagai anggota kelompok yang menyediakan basis harapan berkaitan dengan individu dalam posisi yang bervariasi dalam kelompok.

Norma (norm)
Norm merupakan aturan-aturan yang menggambarkan tindakan-tindakan yang seharusnya diambil oleh anggota kelompok (Arishanti, 2005).

Hubungan Antar Anggota
Pengaturan hubungan antar anggota dalam kelompok. Pengaturan otoritas, hubungan komunikasi, hubungan ketertarikan.